Wednesday, December 12, 2018

Seminar Pendidikan

December 12, 2018 1 Comments
“ Peran Pendidik Sebagai ujung Tombak Penanaman Nilai Nasionalisme Sebagai Jati Diri Bagi Penerus Generasi Bangsa”

Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah bekerjasama dengan Yayasan Rumah Bina Generasi di Ruang Aula Museum Naskah  Proklamasi Jl. Imam Bonjol No.1, Menteng Jakarta Pusat. Dengan para pembicaranya yaitu:
1. Dra. Triana Wulandarii, M.Si (Direktur Sejarah, Ditjen Kebuadayaan, Kemendikbud)
2. Yosi Mokalu (Public Figure) tentang Peran Pendidik dalam identitas Bangsa dan Pengenalan Psikologi Milenial
3. R.M.E Tjokrosantoso (Praktisi dan  Cucu H.Agus Salim)
Sejarah Sebagai Identitas Bangsa
4. Yohana Elizabeth H (Penulis Parenting dan Pemerhati Pendidik)
Peran Pendidik dalam Identitas Bangsa dan Pengenalan Psikologi Milineal.

Seminar dibuka oleh Dra. Triana Wulandarii, M.Si (Direktur Sejarah, Ditjen Kebuadayaan, Kemendikbud) yang dihadiri oleh para guru Sejarah, dosen , Komunitas dan Peminat Sejarah.
Dalam sambutannya, Ibu Triana menegaskan tentang pentingnya tempat penyelenggaraan ini sebagai tempat bersejarah yang memiliki rentetan peristiwa yg bermakna karena disinilah lahirnya  negara Indonesia. Tantangan besar untuk para guru sejarah yaitu bagaimana mendesign secara kreatif dan inovatif pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.    
Indonesia mengalami penurunan dalam kualitas memaknai sejarah.
Siswa saat ini adalah generasi mileneal yang sangat akrab dengan gadget. Mari kita memberikan pembelajaran yg lebih kreatif menarik. Guru sejarah harus kreatif. Guru hrs melakukan pengkayaan tentang materi dengan memberdayakan buku-buku sejarah seperti yang tersedia di direktorat sejarah, jurnal elektorinik, dan kini sudah tersedia komik dan beberapa media film.  Guru sebagai  agent of change hrs mampu secara kreatif menggali ilmu sejarah. Begitu pentingnya mempelajari sejarah karena sejarah adalah identitas sebuah bangsa.
Kita harus melek sejarah sehingga dapat menafsirkan bahwa buku sejarah atau film documenter bukanlah keseluruhan kebenaran mengenai masa lampau.  Menurut  Ibu Triana, “Melek Sejarah” merupakan kecakapan dalam memahami sejarah Indonesia untuk memperkuat karakter bangsa.  Masyarakat yang melek sejarah dapat menilai keabsahan klaim-klaim dalam peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia. Melek sejarah dapat membantu siswa atau masyarakat menjadi melek tentang disiplin ilmu sejarah dan isi sejarah. Orang yang melek sejarah harus mampu berpikir historis. Untuk berpikir historis orang harus mampu:
1.      Menentukan suatu peristiwa adalah suatu peristiwa yang penting
2.     Menggunakan bukti sumber primer
3.     Mengidentifikasikan kesinambungan dan perubahan
4.     Menganalisis sebab dan akibat
5.     Mempunyai perspektif historis
6.    Memahami dimensi etis dalam sejarah
Melek sejarah dapat menumbuhkan karakter kebangsaan dengan tingkat kepedulian dan kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Seperti yang dikemukakan oleh Yosi Mokalo salah satu personil dari Project Pop yang saat itu hadir atas nama komunitas Nasional Radikal (Nakal) bahwa satu hal yang tidak dapat kita hindari yaitu rasa kebersamaan sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Guru sebagai ujung tombak dalam penanaman nilai nasionalisme harus terus memberdayakan keprofesionalnya dengan pola kekinian dalam rangka  meningkatkan nasionalisme generasi milineal. Sehigga mereka mengenal identitas bangsanya  sebagai jati diri bagi Penerus Generasi Bangsa.
Jasmerah…Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.



Saturday, December 8, 2018

Proktor dan Teknisi Pejuang Digitalisasi 68

December 08, 2018 1 Comments

Tahun 2016 merupakan  tahun perdana  SMAN 68 Jakarta melaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test / CBT) yang sebelumnya dengan Paper Basd Test (PBT).  Apakah bedanya antara PBT dan CBT?
Tentunya kita sudah biasa dengan sistem PBT yaitu pelaksanan UN dengan menggunakan kertas soal sedangkan pelaksanaan UN Computer Based Test (CBT) yaitu  dengan memanfaatkan komputer yang tersedia di masing-masing sekolah dengan didukung oleh para tenaga ahli dalam bidang  IT.
                                              
SMAN 68 memberdayakan para guru dan karyawan yang memiliki keahlian dalam bidang IT dalam hal ini jaringan dan program computer untuk dijadikan sebagai tenaga ahli dalam pelaksanaan CBT. Apakah tugas mereka ?  Mereka bertugas sebagai Proktor dan Teknisi. Sejak sistem CBT digulirkan oleh Kemendiknas pada tahun 2015, peran dan tugas proctor dan teknisi begitu familiar di instansi yang terkait dengan pelaksanaan CBT di sekolah.  
                                                          Proktor SMAN 68 mengecek program

Apakah tugas proktor? Dalam pengertian sederhana  Proktor adalah orang atau pihak yang ditunjuk dan ditugaskan untuk bertanggungjawab mengendalikan server di sebuah sekolah.
Seperti yang diketahui bahwa UNBK sebenarnya menggunakan sistem semi online. Jadi sekolah harus mengunduh terlebih dan melakukan sinkronisasi semua data dari pusat terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan ke dalam server sekolah.
Sekolah pelaksana UNBK harus mempunyai seorang tenaga ahli untuk memasukkan semua data dari pusat ke dalam server, dan orang tersebutlah yang dinamakan dengan Proktor.
Ketika hari pelaksanaan UNBK tiba, seorang proktor juga berwenang meminta token dari pihak pusat supaya dapat membuka semua soal yang terdapat di setiap sekolah.
Orang yang bertugas sebagai proktor tersebut selanjutnya mempunyai tugas penting untuk menjaga server dari jaringan client di dalam ruangan yang menjadi tempat pelaksanaan ujian agar tetap terkoneksi dengan baik.
Dalam sistem UN secara manual, hanya akan dijaga oleh dua orang pengawas saja. Hal ini berbeda dalam UNBK yang nantinya akan dijaga oleh tiga orang pihak sekaligus, yaitu  satu orang proktor, satu pengawas, dan satu teknisi komputer.
Selain itu, ia juga harus mampu memperbaiki berbagai persoalan teknis jaringan yang bisa saja dihadapi dalam pelaksanaan UNBK. Misalnya saja tidak bisa login ke sistem, soal yang tidak tampil dan berbagai masalah teknis lainnya.
Ketika ujian sudah selesai dilaksanakan bukan berarti tugas proktor lantas usai. Seorang proktor juga harus mengunggah jawaban peserta didik ke server pusat. Supaya data jawaban UN bisa masuk ke server pusat.
Tugas dan peran proktor dalam pelaksanakan UNBK memang sangat penting. Ia harus bertanggungjawab secara teknis mengenai pelaksanaan UN di sebuah sekolah mulai dari tahap persiapan sampai dengan pengiriman jawaban UN ke server pusat.
Dalam melaksanakan tugasnya itu para proctor berkoordinasi dengan para teknisi dalam mempersiapkan infrastruktur TIK yang dipersyaratkan UNBK. Tugas teknisi antar lain;
  1.        koneksi server terhubung internet
  2.        ip addrress komputer klien statik
  3.        auto sleep
  4.        cek koneksi server-klien
  5.        menerima dan menandatangi pakta integritas
     
Para proktor dan teknisi pun tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara sempurna tanpa keterlibatan para panitia lainnya yang selalu siap dengan jobdesnya masing-masing. 
Inilah para Proktor dan Teknisi beserta para panitia CBT SMAN 68, yang telah berhasil dalam mengawali era digitalisasi di akhir penilaian sekolah sejak tahun 2016.
Para Proktor dan Teknisi beserta Panitia CBT SMAN 68 Jakarta
Dengan berkoordinasi langsung dengan  Kepala SMAN 68 Jakarta Dra. Adwiana Hardiyanti, M.Pd sebagai Penanggung Jawab dan Wakil kurikulum  Drs. Tolib, M.M  sebagai Ketua Pelaksana dan Para Pengarah yaitu Dra. Widiartinny, M.Pd sebagai Wakil Sarana dan Prasarana, Anwar Farid, M.Pd sebagai Wakil Kesiswaan  dan Kepala Tata Usaha Drs. Agus Asikin, M.Pd beserta para panitia lainnya, SMAN 68 siap melaksanakan kembali UNBK 2019.
                                                            Persiapan SMAN 68 saat UNBK 2017
Proktor dan Teknisi 68 teruslah bersemangat agar obor digitalisasi di SMAN 68 semakin eksis dalam proses KBM yang akan mengantarkan kesuksesan Peserta Didik di era mileneal ini.
Teruslah bersinergi sebagai Pejuang  digitalisasi. 

Tuesday, December 4, 2018

GuruKu TerSayang

December 04, 2018 1 Comments


Alunan lagu ini tentunya sering kita dengar, namun akan bermakna berbeda saat lirik lagu ini dilantunkan pada saat "Hari Guru".  Coba kamu maknai kata perkatanya....
Pagiku cerahkuMatahari bersinarKugendong tas merahku di pundakSelamat pagi semuaKunantikan dirimuDi depan kelasmuMenantikan kami    Guruku tersayang    Guru tercinta    Tanpamu apa jadinya aku    Tak bisa baca tulis    Mengerti banyak hal    Guruku terimakasihkuNyatanya dirikukadang buatmu marahNamun segala maafKau berikan
Nah coba kamu nyanyikan....
Rasa ini tentunya pernah kita alami bahkan hingga saat ini "Sosok Guru" merupakan pencerah dan sumber inspirasi masa depan yang selalu siap membantu akan ketidaktahuan kita. Namun sudahkah kita memuliakan para guru-guru?
Lagu ini merupakan salah satu bentuk apresiasi seorang siswa kepada guru-gurunya yang telah berhasil mengantarkan kesuksesannya saat ini. Dia tidak pernah membayangkan lagu ini akan menjadi lagu yang sering dinyanyikan disetiap saat terutama pada lembaga-lembaga pendidikan layaknya seperti hymne guru atau lagu wajib. Siapakah siswa kreatif itu?
Dia adalah seorang musisi terkenal yaitu Melly Goeslaw yang biasa dipanggil dengan teh Melly. Melly menceritakan proses kreatifnya ketika menciptakan lagu yang kini dijadikan lagu sepanjang masa untuk dinyanyikan di sekolah-sekolah.  Bertepatan pada hari guru 25 NOvember Melly memposting di instagramnya "Waktu bikin lagu ini tdk pernah menyangka akhirnya bisa jadi semacam lagu wajib setiap memperingati hari guru nasional. Waktu sy buat saya betul2 mendedikasikan lagu ini utk semua guru-guru saya. Saya seperti sekarang inipun adalah berkat semua guru-guru saya ". 


Selamat Hari Guru Nasional 2018.
Beragam cara dapat diekspresikan sebagai bentuk penghormatan terhadap guru, bagaimana dengan kamu.
GuruKu Tersayang...Guru-Guru 68