SekolahKu AlmamaterKu |
Dalam komplek tersebut juga termasuk SMP Negeri
216 Jakarta, SD Negeri Kenari 7-12 Jakarta dan gedung multifungsi Menza. Sampai
saat ini masyarakat mengenal kompleks ini sebagai Kompleks Pendidikan Salemba
18.Telah 37 tahun sekolah ini berdiri. Perubahan kurikulum dan paradigma
belajar terus dilakukan sejalan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
masyarakat. Kurikulum 2004 (KBK) telah dilaksanakan secara penuh sejak tahun
ajaran 2005/2006 pada semua jenjang kelas. Pada tahun yang sama juga terbentuk
layanan kelas internasional dengan mengacu pada Kurikulum Cambridge. Pada tahun
ajaran 2006/2007 sekolah ini telah ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah nasional
Berstandar Internasional. Pelaksanaan RSBI baru akan dilaksanakan mulai tahun
ajaran 2008 – 2009 di kelas X. SMA Negeri 68 menjadi sekolah pertama yang
menggunakan Kurikulum 2013 dan melakukan program penjurusan semenjak awal masuk
kelas 10.
Lokasi SMA 68 merupakan areal historis yang
memiliki peranan penting pada era kolonial. Suatu kebanggaan bagi kita karena
tempat yang sering kita gunakan untuk beredukasi, bercanda, berprestasi ini
merupakan lokasi historis. Mari kita telusuri sehistoris
apakah jalan Salemba ini pada era kolonial.
Tentu kita lebih mengenal lokasi Salemba saat ini
sebagai suatu kawasan strategis yang berada diantara Jl. Kramat Raya dan Jl.
Matraman Raya, wilayah Kecamatan Senin, Jakarta Pusat. Di kawasan tersebut
terdapat beberapa nama tempat yang diawali Salemba, seperti Salemba Bluntas,
Salemba Tengah, Salemba Utankayu dan Salemba Tanah Padri. Di Salemba ada
beberapa gedung penting, diantaranya Perpustakaan Nasional, Universitas
Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS St Carolus, Rutan Salemba, Lembaga
Alkitab Indonesia, dan Universitas Kristen Indonesia.
Bagaimanakah historisnya jalan Salemba pada masa
lampau?
Salemba Tempo Dulu- Salemba Saat ini |
Menurut Zaenuddin HM, dalam buku karyanya
berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan
Ufuk Press pada Oktober 2012, menyatakan Salemba dalam peta abad ke-19 dan awal
abad ke-20 bernama Struyswijk atau Salemba Besar. Wilayahnya terbentang dari
Kali Ciliwung di sebelah barat sampai kali Sunter di sebelah timur, dari
pemakaman orang-orang Tionghoa atau Sentiong di sebelah utara sampai kebun kayu
manis milik partikelir Solutide di sebelah selatan.
Mengapa dinamakan Strusyswijk?
Dinamakan Struyswijk, dapat diartikan kawasan
Struys, karena tuan tanah pertamanya adalah Abraham Struys, seorang mantan
pejabat pada Kompeni yang kaya raya. Tanah itu kemudian diwariskan kepada
anaknya, Anna Struys yang menikah dengan Joan van Hoorn, seorang pejabat tinggi
Kompeni Belanda di Batavia. Menurut Resolusi tertanggal 22 Oktober 1699 kawasan struyswijk menjadi
milik Joan
van Hoorn, yang menjual
sebagian dari padanya.Kepada Domine Kiezenga seharga 5000 Ringgit, termasuk 330
ekor sapi dan sejumlah perlengkapan rumah tangga. Bagian yang dibeli Domine
tersebut kemudian dikenali dengan sebutan Tanah Padri (De Haan 1910:6,7,13)
yang masih tercantum sebagai nama tempat pada peta 1911 yang ditebitkan oleh Topograpisch Inrichting
Batavia, Lembar I.IV.
Salemba semakin terkenal dengan adanya
perguruan tinggi kedokter School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA)
yang merupakan cikal bakal UI sekarang. Di seputaran kampus tersebut terdapat
rumah sakit Centraal Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) yang saat ini lebih terkenal
dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo.
Rumah sakit CBZ yang kemudian jadi RS Cipto Mangunkusumo |
Seperti yang tertera dalam banyak literatur, salah satu fungsi jalan Daendels
adalah untuk menangkal armada Inggris yang kian masif. Begitu juga dengan
Salemba. Tapi sayang, Daendels justru harus menyerah di jalan yang dibangun
atas namanya sendiri.
Pada Agustus 1811 bala tentara Inggris setelah
terlebih dulu menguasai Kota dan Senen, tanpa mengenal ampun melaju ke kawasan
ini Salemba, jalan yang dibangun Daendels. Untuk
menyambut tentara Raffles, Daendels telah menyiapkan tangsi-tangsi di sekitar
Matraman yang sejatinya sudah masuk kawasan Meester Cornelis. Meski demikian, upaya itu ternyata tak cukup
jitu menghalau serangan tentara Inggris. Ribuan
tentara Inggris dengan mati-matian bertempur melawan pasukan
Belanda/Prancis (saat itu Batavia dikuasai Prancis). Tentara gabungan
Belanda-Prancis yang menyerah, sebanyak 6.000 orang pasukannya ditawan dan berakhir dengan kemenangan tentara Inggris dengan Raffles
sebagai gubernur jenderalnya. Setelah
pesta kemenangan dan peperangan dilupakan, opsir-opsir Inggris yang muda
mengadakan pesta pora dan menemukan teman pesta dansa di kalangan
gadis-gadis Belanda dan Indo.
Nah, begitulah historisnya jalan Salemba ini maka mulai saat ini mari kita jaga kenyamanan dan keasrian sekolah kita sebagai bagian dari tapak tilas sejarah Indonesia.
Cinta Sejarah sebagai bukti Pejuang Sejarah Kekinian.
Salam Historis...
No comments:
Post a Comment