“
Peran Pendidik Sebagai ujung Tombak Penanaman Nilai Nasionalisme Sebagai Jati
Diri Bagi Penerus Generasi Bangsa”
Acara ini diselenggarakan
oleh Direktorat Sejarah bekerjasama dengan Yayasan Rumah Bina Generasi di Ruang
Aula Museum Naskah Proklamasi Jl. Imam
Bonjol No.1, Menteng Jakarta Pusat. Dengan para pembicaranya yaitu:
2. Yosi Mokalu (Public
Figure) tentang Peran Pendidik dalam identitas Bangsa dan Pengenalan Psikologi
Milenial
3. R.M.E Tjokrosantoso
(Praktisi dan Cucu H.Agus Salim)
Sejarah Sebagai Identitas
Bangsa
4. Yohana Elizabeth H
(Penulis Parenting dan Pemerhati Pendidik)
Peran Pendidik dalam
Identitas Bangsa dan Pengenalan Psikologi Milineal.
Seminar dibuka oleh Dra.
Triana Wulandarii, M.Si (Direktur Sejarah, Ditjen Kebuadayaan, Kemendikbud) yang
dihadiri oleh para guru Sejarah, dosen , Komunitas dan Peminat Sejarah.
Dalam sambutannya, Ibu Triana menegaskan
tentang pentingnya tempat penyelenggaraan ini sebagai tempat bersejarah yang
memiliki rentetan peristiwa yg bermakna karena disinilah lahirnya negara Indonesia. Tantangan besar untuk para
guru sejarah yaitu bagaimana mendesign secara kreatif dan inovatif pembelajaran
sejarah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Indonesia mengalami penurunan dalam kualitas
memaknai sejarah. Siswa saat ini adalah generasi mileneal yang sangat akrab
dengan gadget. Mari kita memberikan pembelajaran yg lebih kreatif menarik. Guru
sejarah harus kreatif. Guru hrs melakukan pengkayaan tentang materi dengan memberdayakan
buku-buku sejarah seperti yang tersedia di direktorat sejarah, jurnal
elektorinik, dan kini sudah tersedia komik dan beberapa media film. Guru sebagai agent
of change hrs mampu secara kreatif menggali ilmu sejarah. Begitu pentingnya
mempelajari sejarah karena sejarah adalah identitas sebuah bangsa.
Kita harus melek sejarah sehingga dapat
menafsirkan bahwa buku sejarah atau film documenter bukanlah keseluruhan
kebenaran mengenai masa lampau. Menurut Ibu Triana, “Melek Sejarah” merupakan
kecakapan dalam memahami sejarah Indonesia untuk memperkuat karakter bangsa. Masyarakat yang melek sejarah dapat menilai
keabsahan klaim-klaim dalam peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia. Melek
sejarah dapat membantu siswa atau masyarakat menjadi melek tentang disiplin
ilmu sejarah dan isi sejarah. Orang yang melek sejarah harus mampu berpikir
historis. Untuk berpikir historis orang harus mampu:
1.Menentukan suatu
peristiwa adalah suatu peristiwa yang penting
2.Menggunakan bukti sumber
primer
3.Mengidentifikasikan kesinambungan
dan perubahan
4.Menganalisis sebab
dan akibat
5.Mempunyai perspektif
historis
6.Memahami dimensi
etis dalam sejarah
Melek sejarah dapat menumbuhkan karakter
kebangsaan dengan tingkat kepedulian dan kebersamaan sebagai sebuah bangsa.
Seperti yang dikemukakan oleh Yosi Mokalo salah satu personil dari Project Pop
yang saat itu hadir atas nama komunitas Nasional Radikal (Nakal) bahwa satu hal
yang tidak dapat kita hindari yaitu rasa kebersamaan sebagai suatu bangsa yaitu
bangsa Indonesia.
Guru sebagai ujung tombak dalam penanaman
nilai nasionalisme harus terus memberdayakan keprofesionalnya dengan pola
kekinian dalam rangka meningkatkan
nasionalisme generasi milineal. Sehigga mereka mengenal identitas
bangsanya sebagai jati diri bagi Penerus
Generasi Bangsa.
Tahun 2016 merupakantahun perdana SMAN 68 Jakarta melaksanaan
Ujian Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test / CBT) yang
sebelumnya dengan Paper Basd Test (PBT). Apakah bedanya antara PBT dan CBT?
Tentunya kita sudah biasa dengan sistem PBT yaitu
pelaksanan UN dengan menggunakan kertas soal sedangkan pelaksanaan UN Computer
Based Test (CBT) yaitudengan
memanfaatkan komputer yang tersedia di masing-masing sekolah dengan didukung
oleh para tenaga ahli dalam bidangIT.
SMAN 68 memberdayakan para guru dan karyawan
yang memiliki keahlian dalam bidang IT dalam hal ini jaringan dan program
computer untuk dijadikan sebagai tenaga ahli dalam pelaksanaan CBT. Apakah tugas mereka ? Mereka bertugas sebagai Proktor dan
Teknisi. Sejak sistem CBT digulirkan oleh Kemendiknas pada tahun 2015, peran
dan tugas proctor dan teknisi begitu familiar di instansi yang terkait dengan
pelaksanaan CBT di sekolah.
Proktor SMAN 68 mengecek program
Apakah tugas proktor? Dalam pengertian sederhana Proktor adalah orang atau pihak yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk bertanggungjawab mengendalikan server di sebuah sekolah.
Seperti yang diketahui bahwa UNBK sebenarnya menggunakan sistem semi online.
Jadi sekolah harus mengunduh terlebih dan melakukan sinkronisasi semua data
dari pusat terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan ke dalam server sekolah.
Sekolah pelaksana UNBK harus mempunyai
seorang tenaga ahli untuk memasukkan semua data dari pusat ke dalam server, dan
orang tersebutlah yang dinamakan dengan Proktor.
Ketika hari pelaksanaan UNBK tiba, seorang
proktor juga berwenang meminta token dari pihak pusat supaya dapat membuka
semua soal yang terdapat di setiap sekolah.
Orang yang bertugas sebagai proktor tersebut
selanjutnya mempunyai tugas penting untuk menjaga server dari jaringan client
di dalam ruangan yang menjadi tempat pelaksanaan ujian agar tetap terkoneksi
dengan baik.
Dalam sistem UN secara manual, hanya akan dijaga oleh dua orang pengawas saja.
Hal ini berbeda dalam UNBK yang nantinya akan dijaga oleh tiga orang pihak
sekaligus, yaitu satu orang proktor, satu pengawas, dan satu teknisi
komputer.
Selain itu, ia juga harus mampu memperbaiki berbagai persoalan teknis jaringan
yang bisa saja dihadapi dalam pelaksanaan UNBK. Misalnya saja tidak bisa login
ke sistem, soal yang tidak tampil dan berbagai masalah teknis lainnya.
Ketika ujian sudah selesai dilaksanakan bukan berarti tugas proktor lantas
usai. Seorang proktor juga harus mengunggah jawaban peserta didik ke server
pusat. Supaya data jawaban UN bisa masuk ke server pusat.
Tugas dan peran proktor dalam pelaksanakan UNBK memang sangat penting. Ia harus
bertanggungjawab secara teknis mengenai pelaksanaan UN di sebuah sekolah mulai
dari tahap persiapan sampai dengan pengiriman jawaban UN ke server pusat.
Dalam melaksanakan tugasnya itu para proctor
berkoordinasi dengan para teknisi dalam mempersiapkan
infrastruktur TIK yang dipersyaratkan UNBK. Tugas teknisi antar lain;
koneksi server
terhubung internet
ip addrress
komputer klien statik
auto sleep
cek koneksi
server-klien
menerima dan
menandatangi pakta integritas
Para proktor dan teknisi pun tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara sempurna tanpa keterlibatan para panitia lainnya yang selalu siap dengan jobdesnya masing-masing.
Inilah para Proktor dan
Teknisi beserta para panitia CBT SMAN 68, yang telah berhasil dalam mengawali
era digitalisasi di akhir penilaian sekolah sejak tahun 2016.
Para Proktor dan Teknisi beserta Panitia CBT SMAN 68 Jakarta
Dengan berkoordinasi langsung denganKepala SMAN 68 Jakarta Dra. Adwiana
Hardiyanti, M.Pd sebagai Penanggung Jawab dan Wakil kurikulumDrs. Tolib, M.Msebagai Ketua Pelaksana dan Para Pengarah yaitu Dra. Widiartinny, M.Pd sebagai Wakil Sarana dan Prasarana, Anwar Farid, M.Pd sebagai
Wakil Kesiswaandan Kepala Tata Usaha
Drs. Agus Asikin, M.Pd beserta para panitia lainnya, SMAN 68 siap melaksanakan kembali UNBK 2019.
Persiapan SMAN 68 saat UNBK 2017
Proktor dan Teknisi 68 teruslah bersemangat agar obor digitalisasi di SMAN 68 semakin eksis dalam proses KBM yang akan mengantarkan kesuksesan Peserta Didik di era mileneal ini.
Alunan lagu ini tentunya sering kita dengar, namun akan bermakna berbeda saat lirik lagu ini dilantunkan pada saat "Hari Guru". Coba kamu maknai kata perkatanya....
Pagiku cerahkuMatahari bersinarKugendong tas merahku di pundakSelamat pagi semuaKunantikan dirimuDi depan kelasmuMenantikan kami Guruku tersayang Guru tercinta Tanpamu apa jadinya aku Tak bisa baca tulis Mengerti banyak hal Guruku terimakasihkuNyatanya dirikukadang buatmu marahNamun segala maafKau berikan Nah coba kamu nyanyikan....
Rasa ini tentunya pernah kita alami bahkan hingga saat ini "Sosok Guru" merupakan pencerah dan sumber inspirasi masa depan yang selalu siap membantu akan ketidaktahuan kita. Namun sudahkah kita memuliakan para guru-guru?
Lagu ini merupakan salah satu bentuk apresiasi seorang siswa kepada guru-gurunya yang telah berhasil mengantarkan kesuksesannya saat ini. Dia tidak pernah membayangkan lagu ini akan menjadi lagu yang sering dinyanyikan disetiap saat terutama pada lembaga-lembaga pendidikan layaknya seperti hymne guru atau lagu wajib. Siapakah siswa kreatif itu?
Dia adalah seorang musisi terkenal yaitu Melly Goeslaw yang biasa dipanggil dengan teh Melly. Melly
menceritakan proses kreatifnya ketika menciptakan lagu yang kini dijadikan lagu
sepanjang masa untuk dinyanyikan di sekolah-sekolah. Bertepatan pada hari guru 25 NOvember Melly memposting di instagramnya "Waktu bikin lagu ini
tdk pernah menyangka akhirnya bisa jadi semacam lagu wajib setiap memperingati
hari guru nasional. Waktu sy buat saya betul2 mendedikasikan lagu ini utk
semua guru-guru saya. Saya seperti sekarang inipun adalah berkat
semua guru-guru saya ".